
Sumber Gambar: Elianna Friedman on Unsplash
Dari berbagai macam tanaman yang ada, berikut 5 tanaman sayuran favorit yang mudah dan cepat dipanen
Bayam Bayam (Amaranthus sp.) merupakan sayuran yang banyak mengandung vitamin dan mineral, dapat tumbuh sepanjang tahun pada ketinggian sampai dengan 1000 mdpl dengan pengairan secukupnya. Terdapat 3 jenis sayuran bayam, yaitu: (1) Bayam cabut, batangnya berwarna merah atau hijau keputih-putihan, (2) Bayam petik, pertumbuhannya lebih tegak serta berdaun lebar, warna daun hijau tua dan ada yang berwarna kemerah-merahan, (3) Bayam yang dapat dicabut dan dapat dipetik, pertumbuhan tumbuh tegak, berdaun besar berwarna hijau keabu-abuan. Teknologi budidaya bayam mencakup: -Benih Bayam dikembangkan melalui benih. Benih bayam yang dijadikan calon bibit yaitu benih yang memiliki daya simpan yang panjang, tidak cacat, dan tidak terinfeksi oleh patogen. Benih bayam tidak memiliki masa dormansi dan kebutuhan benih sebanyak 5-10 kg/ha -Persiapan lahan Persiapan lahan budidaya bayam mencakup pengolahan tanah pada lahan dengan cara menggemburkan lahan sedalam 20-30 cm dan dibuat struktur bedengan -Pemupukan Setelah bedengan dibuat, 3 hari sebelum tanam diberikan pupuk dasar berupa pupuk kandang ayam dengan dosis 20 ton/ha. Kemudian pada 10 hari setelah penyemaian, Lahan bedengan diberikan pupuk urea sebagai pupuk starter dengan dosis 15 gr/m2. Lalu pada 14 hari setelah penanaman, ditambahkan pupuk cair dengan dosis 0,3 ml/m2 -Penyemaian dan penanaman Benih bayam dimasukkan ke dalam lubang semai di dalam bedengan dengan jarak 10 – 15 cm lalu ditutup dengan lapisan tanah. Penyemaian dilakukan selama 2 - 3 minggu. Selanjutnya bibit dipindahtanamkan ke lahan bedengan dengan jarak tanam 50 x 30 cm. Dilakukan pemeliharaan rutin dengan memberikan air irigasi dan melakukan penyiangan gulma -Panen Panen bayam dilakukan ketika tinggi tanaman telah mencapai 20 cm yaitu untuk jenis bayam cabut pada umur 3-4 minggu setelah tanam. Pemanenan dilakukan dengan cara dicabut dari perakaran ataupun dipotong pangkalnya. Sementara itu, untuk jenis bayam petik dipanen pada usia 1 – 1,5 bulan setelah tanam dengan interval pemetikan seminggu sekali.
Kangkung Darat Kangkung darat (Ipomoea reptans) merupakan sayuran yang ditanam di dataran rendah maupun dataran tinggi. Kangkung darat memiliki morfologi berupa akar, batang, daun yang panjang berwarna hijau keputih-putihan dan merupakan sumber pro vitamin A. Kangkung darat biasanya dibudidayakan pada media tanam yang kering berstruktur tegalan. Teknologi budidaya kangkung darat -Benih Kangkung darat diperbanyak menggunakan benih, dimana untuk luasan satu hektar diperlukan benih sebanyak 10 kg. -Persiapan lahan Persiapan lahan budidaya kangkung darat mencakup pengolahan lahan sedalam 20 – 30 cm dengan cara digemburkan. Lalu dibuat struktur bedengan dengan lebar 1 m dan tinggi 30 cm, serta dibuat jarak antar bedengan 30 cm -Pemupukan Pemupukan dasar dilakukan 3 hari sebelum tanam dengan pemberian pupuk kandang ayam dengan dosis 20 ton/ha. Kemudian pada 10 hari setelah tanam, ditambahkan pupuk urea dengan dosis 15 gr/m2. Selanjutnya ditambahkan pupuk cair 0,3 ml/m2 pada usia 2 minggu setelah tanam -Penanaman dan pemeliharaan Penanaman dilakukan dengan cara benih ditanam ke dalam lubang tanam pada lahan bedengan yang telah disiapkan. Jarak tanam kangkung darat dibuat 20 x 20 cm dengan jumlah benih per lubang tanam sebanyak 2 - 5 benih kangkung. Lalu ditutup lubang tanam dengan tanah dan dilakukan pemeliharaan rutin seperti pemberian air irigasi dan penyiangan gulma. -Panen Panen dilakukan setelah tanaman berusia 30 hari setelah tanam. Pemanenan dilakukan dengan cara mencabut tanaman sampai akarnya atau memotong pada bagian pangkal tanaman sekitar 2 cm di atas permukaan tanah
3.Sawi Sawi merupakan sayuran famili Brassicaceae, dengan morfologi berupa akar, batang, daun, bunga, dan biji. Daun sawi panjang, halus, tidak berbulu, dan tidak berkrop. Sawi mengandung pro vitamin A dan asam askorbat yang tinggi. Sawi tumbuh baik di tempat dengan temperature udara sejuk dengan ketinggian optimal 100 – 500 mdpl dan kondisi tanah gembur, banyak mengandung humus, subur, dan drainase yang lancar. Tanaman sawi terdiri dari dua jenis, yaitu sawi putih dan sawi hijau. Teknologi budidaya sawi -Benih Kebutuhan benih sawi dalam luasan satu hektar yaitu sebanyak 650 gr. Benih sawi yang digunakan minimal harus berasal dari tanaman induk yang telah berusia 70 hari. -Persiapan Lahan Lahan disiapkan dengan cara dilakukan pengolahan tanah pada lahan, yaitu dilakukan penggemburan lahan sedalam 20 – 30 cm. Kemudian dibuat struktur bedengan dengan lebar 1 m dan tinggi 30 cm. -Pemupukan Pemupukan dasar diberikan 3 hari sebelum tanam yaitu dengan menambahkan pupuk kandang ayam dengan dosis 20 ton/ha. Kemudian pada 2 minggu setelah tanam, dilakukan pemupukan urea dengan dosis 15 gr/m2. Lalu pada usia 20 hari setelah tanam, ditambahkan pupuk cair dengan dosis 0,3 ml/m2 -Penyemaian Penyemaian benih sawi dilakukan pada media semai berupa tanah dan pupuk kompos dengan perbandingan 1 : 1. Benih sawi ditanam ke dalam lubang semai dan dilakukan pemeliharaan rutin berupa penyiraman sampai usia bibit 2 – 3 minggu -Penanaman Penanaman dilakukan pada usia 2-3 minggu setelah penyemaian. Bibit dipindahtanam ke dalam lubang tanam dengan jarak 20 x 20 cm. Selanjutnya dilakukan pemeliharaan rutin berupa penyiraman air irigasi dan penyiangan gulma -Panen Panen sawi dilakukan pada usia 40 hari setelah tanam. Pemanenan dilakukan dengan cara dicabut seluruh tanaman beserta akarnya atau dengan memotong bagian pangkal batang yang berada di atas tanah.
- Selada Selada merupakan sayuran semusim dengan morfologi berupa akar, batang, daun, bunga, dan biji. Selada tumbuh baik di dataran tinggi, memiliki pertumbuhan optimal di lahan subur yang banyak mengandung humus, pasir, atau lumpur, dengan pH tanah 5 – 6,5. Selada banyak dimanfaatkan sebagai bahan pangan baik yang dapat dimakan secara langsung (segar) maupun dijadikan bahan pangan olahan. Teknologi budidaya selada -Benih Benih selada yang digunakan untuk pembudidayaan yaitu benih yang sehat dan memiliki karakteristik tidak cacat, dengan kebutuhan benih yaitu 400 gr benih/ha -Pengolahan lahan Pengolahan lahan dilakukan dengan cara tanah pada lahan digemburkan sedalam 20-30 cm. Selanjutnya dibuat struktur bedengan dengan lebar 1 m dan tinggi 30 cm dengan jarak antar bedengan 30 cm. -Penyemaian dan penanaman Penyemaian benih selada dapat dilakukan dengan cara benih ditanam pada media berupa tanah dan pupuk kompos dengan perbandingan 1:1. Benih kemudian disemai selama 3-4 minggu dan selanjutnya dilakukan pindah tanam. Penanaman selada dilakukan dengan cara bibit yang telah berusia 3-4 minggu atau telah memiliki 4-5 helai daun dipindahkan ke dalam lubang tanam pada lahan penanaman dengan jarak tanam 20 x 20 cm. Selanjutnya dilakukan pemeliharaan rutin seperti pemberian air irigasi dan penyiangan gulma -Pemupukan Pemupukan dasar diberikan 3 hari sebelum tanam yaitu dengan menambahkan pupuk kandang ayam dengan dosis 20 ton/ha. Kemudian pada 2 minggu setelah tanam, dilakukan pemupukan urea dengan dosis 15 gr/m2. Lalu pada usia 10 - 20 hari setelah tanam, ditambahkan pupuk cair dengan dosis 0,3 ml/m2 -Panen Panen selada dilakukan pada usia 60 hari setelah tanam. Pemanenan dilakukan dengan cara dicabut seluruh tanaman beserta akarnya atau dengan memotong bagian pangkal batang yang berada di atas tanah.
5.Buncis Buncis merupakan komoditas sayuran buah yang termasuk kedalam famili legum (kacang-kacangan). Tanaman buncis cocok dibudidayakan dan berproduksi optimal pada dataran mediaum maupun dataran tinggi. Tanaman buncis dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu tipe merambat dan tipe tegak. Tanaman buncis tumbuh optimal pada temperatur udara 20 – 25 oC pada ketinggian 300-600 mdpl dengan pH tanah 5,8 – 6. Teknologi budidaya buncis: -Benih Benih buncis yang digunakan ialah benih yang terbebas dari penyakit dan tidak memiliki cacat fisik Pengolahan lahan Pengolahan dilakukan kurang lebih satu minggu sebelum dilakukan penanaman dengan cara tanah pada lahan digemburkan dan dibuat struktur bedengan dengan lebar 120 – 150 cm dan tinggi 30 cm. Disiapkan jarak tanam 30 x 40 cm. -Penanaman Benih buncis ditanam di dalam lubang tanam dengan jumlah dua benih per lubang tanam. Kemudian dilakukan pemeliharaan seperti pemberian air irigasi dan penyiangan gulma -Pemupukan Pemupukan dasar dilakukan dengan menambahkan pupuk kandang ayam dengan dosis 15 ton/ha pada lahan penanaman. Selain pupuk kandang sebagai pupuk dasar, ditambahkan juga pupuk TSP dengan dosis 250 kg/ha dan pupuk KCl 250 kg/ha sebagai pupuk dasar. Selanjutnya dilakukan pemupukan susulan berupa pupuk urea dan ZA dengan perbandingan 1:2 sebanyak 300 kg/ha pada usia 1 dan 3 minggu setelah tanam. -Panen Buncis dapat dipanen pada usia 40-45 hari setelah tanam.Pemanenan dilakukan dengan cara dipetik bagian polongnya secara perlahan.
Sumber: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. 2020. Budidaya Sawi. [online] jambi.litbang.pertanian.go.id Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. 2020. Budidaya Selada. [online] jambi.litbang.pertanian.go.id Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. 2020. Budidaya Kangkung. [online] jambi.litbang.pertanian.go.id Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. 2020. Budidaya Bayam. [online] jambi.litbang.pertanian.go.id