
Sumber Gambar: anniespratt On Unsplash
- Apa Itu Agen Hayati? untuk mengenal lebih lanjut mengenai agens hayati.
Sampai saat ini upaya pengendalian secara konvensional masih sering dilakukan oleh kebanyakan petani di Indonesia, yang lebih menekankan penggunaan insektisida sintetik dengan frekuensi penyemprotan yang tinggi. Pengendalian hama menggunakan insektisida yang kurang bijaksana dapat menimbulkan dampak negatif yang serius yaitu dapat mengakibatkan residu pada tanaman, resistensi hama, resurjensi hama, ledakan hama kedua dan menghilangkan kesuburan tanah. Selain itu juga dapat membahayakan kesehatan manusia dan mengganggu keseimbangan lingkungan. Alternatif untuk mengurangi penggunaan insektisida sintetik yaitu dengan memanfaatkan agens hayati yang ramah lingkungan, tidak berbahaya bagi musuh alami, tidak berbahaya bagi binatang dan manusia. Beberapa penggunaan agens hayati diantaranya yaitu dengan nematoda entomopatogen Heterorhabditis sp., bakteri entomopatogen Bacillus thuringienis Berl., jamur entomopatogen Beauveria bassiana Vuill., dan bakteri Merah Serratia sp. Berikut adalah contoh-contoh pengaplikasian agens hayati pada tanaman, antara lain :
1. Jamur Trichoderma
Pencegahan serangan penyakit dengan menggunakan jamur Trichoderma sangat efektif. Aplikasinya akan jauh lebih efektif sebelum tanaman terserang. Dalam aplikasi Trichoderma, dilarang untuk mencampur Trichoderma dengan pupuk kimia, namun sangat dianjurkan untuk mencampurnya dengan pupuk organik seperti pupuk kandang atau kompos. Cara aplikasi Trichoderma dapat dilakukan dengan:
a. Menaburkan pada bedengan
Aplikasi Trichoderma pada bedengan bisa dilakukan bersamaan pemberian pupuk dasaran (kendang) dan ditaburkan secara merata di bedengan yang masih setengah jadi, bukan diberikan ke atas bedengan yang telah jadi.
b. Menaburkan pada lubang tanam
Aplikasi Trichoderma pada lubang tana mini dilakukan pada saat pindah tanam, dengan cara menaburkannya di tiap lubang tanam.
2. Beauveria bassiana
Beberapa hal yang harus diperhatikan Ketika melakukan penyemprotan B. bassiana
Sebelum penyemprotan, dilakukan pengamatan agar waktu penyemprotan sesuai dan efektif. Penyemprotan dilakukan antara jam 15.00-18.00 karena B. bassiana tidak tahan terhadap sengatan terik matahari.
Pengaplikasian secara berulang sangat diperlukan untuk memberikan hasil yang lebih baik, karena jamur dapat cepat dipecah oleh sinar matahari dan tercuci oleh hujan.
Jamur B. bassiana lebih efektif untuk mengendalikan larva daripada imago. Nah, berikut penjelasan mengenai beberapa hal yang harus diperhatikan ketika mengaplikasikan agens hayati. Apabila sobat Tania menemukan masalah dengan hama atau penyakit tanaman, sobat Tania dapat mengakses Aplikasi Dokter Tania yang memiliki fitur identifikasi hama dan penyakit tanaman sehingga mempermudah dalam proses pengendalian hama dan tanaman. Selamat mencoba ya!