article-image

Sumber Gambar: pina messina on Unsplash

Tanaman sawi banyak diminati dan dikonsumsi oleh masyarakat sebagai bahan pangan konsumsi mentah dan matang maupun sebagai bahan pangan olahan. Tanaman sawi merupakan komoditas sayuran musiman yang dapat dibudidayakan pada lahan sempit atau terbatas seperti contohnya pada pekarangan rumah.

Tanaman sawi memiliki beragam spesies yang dapat dibudidayakan untuk dikonsumsi, antara lain sawi putih (jabung), sawi hijau (asin), sawi huma, sawi caisim, dan sawi keriting, san sawi monumen. Sawi memiliki morfologi yaitu akar, batang, daun, dan bunga dengan bentuk daun lonjong, tidak berbulu, halus, dan tidak berkrop secara umum. Tanaman sawi optimal tumbuh pada media tanah lempung sampai lempung berpasir, gembur, dan mengandung bahan organic, pH 6 – 6,8, ketinggian tempat 600 – 1500 mdpl, dan lokasi langsung terpapar cahaya matahari serta memiliki sistem drainase yang lancar.

Budidaya sawi dapat dilakukan pada pekarangan rumah dengan beberapa tahapan budidaya, yaitu penyemaian, penanaman, pemeliharaan, dan panen. Penyemaian sawi dilakukan pada media berupa polybag berukuran 15 cm dengan media semai berupa tanah dan kompos perbandingan 1:1. Benih sawi direndam terlebih dahulu ke dalam air hangat 30 menit sebelum semai. Kemudian benih sawi dimasukkan ke dalam lubang semai sedalam 5-10 cm dengan satu polybag untuk 3 benih sawi. Benih dipelihara dari perkecambahan hingga bibit mencapai umur 5-7 hari dengan cara disiram setiap hari.

Sementara itu, sebelum melakukan pindah tanam, disiapkan lahan penanaman berupa struktur bedengan dengan ukuran 100 x 400 cm atau 150 cm x 300 m. Tanah pada lahan dicampurkan dengan pupuk kandang sebanyak 5 ton/ha dan dibuat jarak antar lubang tanam 40 x 40 cm dan kedalaman 10 – 15 cm. Kemudian dilakukan pindah tanam bibit ke dalam lubang tanam secara hati-hati bersama dengan media semai. Pemupukan susulan dilakukan pada 2 dan 4 MST yaitu dengan menambahkan pupuk urea 150 kg/ha (2,4 gr/lubang tanam), SP-36 100 kg/ha (1,6 gr/lubang tanam), dan pupuk KCl 100 kg/ha (1,6 gr/lubang tanam). Kemudian dilakukan penyiangan gulma setiap minggu setelah tanam dan pengairan dilakukan setiap hari sebanyak dua kali pada pagi dan sore hari.

Sumber: Wahyudi. 2010. Petunjuk Praktis Bertanam Sayuran. Jakarta: AgroMedia Pustaka.

Ingin tingkatkan panen? Download aplikasi Dokter Tania sekarang