
Sumber Gambar: https://www.pexels.com/photo/palm-3508/
Tidak dapat dipungkiri manfaat kelapa sawit memang sangat beragam. Meskipun demikian tanaman kelapa sawit yang sudah tua dan tidak produktif perlu diganti dengan tanaman kelapa sawit muda yang lebih produktif dan menghasilkan, yang biasa disebut dengan replanting atau peremajaan. Mari kita simak bersama pembahasan mengenai manfaat peremajaan kelapa sawit dan tantangan yang dihadapinya. Selamat membaca Sobat Tania!
Penanaman Kembali (replanting) Pohon Kelapa Sawit
Pohon akan mengalami penurunan produksi setelah melampaui umur tertentu, termasuk pada pohon kelapa sawit. Jika lahan memiliki kandungan hara yang terjaga, tanaman kelapa sawit berusia 10 – 25 tahun masih dapat berproduksi dengan baik. Sedangkan pada tanah marginal (lahan gambut), tanaman kelapa sawit berusia 8 tahun umumnya telah mengalami penurunan produktivitas.
Oleh sebab itu, penanaman kembali tanaman kelapa sawit (replanting) sangat diperlukan di perkebunan kelapa sawit. Akan tetapi, untuk melaksanakan replanting diperlukan banyak pertimbangan, di samping karena tanaman kelapa sawit sudah tidak produktif dan telah mencapai umur teknis atau umur ekonomisnya.
Beberapa pertimbangan untuk melakukan peremajaan atau penanaman kembali adalah rata-rata volume panen, tinggi tanaman, dan tingkat kerapatan tanaman kelapa sawit. Jika rata-rata panen di suatu perkebunan kelapa sawit berada di bawah 10 ton/hektar/tahun, maka tanaman sudah layak diremajakan. Selain itu, replanting juga memudahkan pemanenan karena tanaman sudah terlalu tinggi. Semakin tua umur tanaman, maka batangnya semakin tinggi. Pada umur 25 tahun, tinggi batang mencapai di atas 12 meter sehingga sulit mengambil produksinya. Oleh sebab itu, diperlukan mengganti bibit dengan yang lebih unggul dan lebih tinggi produktivitasnya. Replanting berguna untuk memperbaiki tingkat kerapatan tanaman kelapa sawit, terutama jika jumlah tanamannya di bawah 80 pohon/hektar.
Akan tetapi, replanting kelapa sawit yang baik harus direncanakan sedemikian rupa. Dalam satu perkebunan kelapa sawit, replanting tidak dilaksanakan secara serentak di semua bagian lahan, tetapi dilakukan secara bergilir atau bertahap. Hal ini bertujuan agar pasokan ke pabrik pengolahan tidak terganggu.
Tantangan dan Hambatan Dalam Peremajaan Kelapa Sawit
Pemerintah masih menghadapi sejumlah kendala dalam mengupayakan peremajaan atau replanting kelapa sawit. Mendorong petani untuk melakukan replanting dinilai tak selamanya mudah. Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Kelapa Sawit, Bayu Krisnamurthi, mengungkapkan bahwa kendala terbesar untuk melakukan peremajaan kelapa sawit adalah masalah luas lahan dan sumber pembiayaan.
Bayu menjelaskan, soal luas lahan, pelaksanaan replanting baru akan efektif apabila dilakukan di perkebunan sawit dengan luas 350 hektar hingga 800 hektar. Jika luas perkebunan kelapa sawit kurang dari angka tersebut, maka ongkos yang dikeluarkan akan terlampau mahal karena inefisiensi dalam mendatangkan alat berat dan lain-lain. Selain itu, syarat petani yang bisa menerima bantuan dari pemerintah adalah petani dengan luas lahan garapan maksimum empat hektar.
Untuk dapat mengetahui cara budidaya kelapa sawit yang tepat, Sobat Tania bisa menggunakan fitur Budidaya di Aplikasi Dokter Tania. Dengan fitur ini, budidaya kelapa sawit dan juga tanaman lain akan dapat dipahami dengan lebih mudah dan menghasilkan panen yang melimpah.