article-image

Sumber Gambar: Humas Pemprov Jabar

Baca Juga

Kang Emil, begitu Gubernur Jawa Barat itu biasa disapa, mengatakan ada lebih dari 8.000 anak muda yang mendaftar dan tertarik mengikuti Petani Milenial 4.0 ini. Sebagian peserta masih pelatihan sampai akhir bulan. Program Petani Milenial 4.0 ini secara simbolis dimulai dari perkebunan milik Pidi Baiq di Lembang. Ridwan Kamil menjelaskan program ini merupakan salah satu cara pemerintah untuk menciptakan lapangan kerja yang terus berkurang sejak terjadinya pandemi covid-19. Menurut Ridwan Kamil terdapat sejumlah pihak dan perusahaan yang terlibat dalam program ini yang tergabung dalam forum pembeli seperti Bank BJB, Argo Jabar, Tanihub, IPB dan Universitas Padjajaran.

Pertanian merupakan sektor terbesar ketiga yang menyumbang perputaran roda ekonomi di Jawa Barat, namun di saat yang sama sektor pertanian kian ditinggalkan oleh para generasi milenial. Target dari Ridwan Kamil terdapat 100 ribu petani milenial yang bergabung dalam program ini. Para anak muda yang ikut dalam Petani Milenial 4.0 ini akan dilatih dan turut dalam sejumlah pekerjaan seperti inventarisasi potensi lahan, penentuan komoditas pertanian, pengembanagan kapasitas, bantuan benih, bibit, pupuk dan pestisida serta peralatan, terakhir fasilitas pembiayaan dan pemasaran produk.

Ridwan Kamil juga menargetkan mencetak 100.000 petani muda di Jabar hingga akhir jabatannya. Petani Milenial merupakan program di mana para petani muda terpilih akan dipinjamkan lahan untuk bertani. Hasil tani akan dibeli oleh para pembeli yang bekerja sama dengan Pemprov Jabar. Program ini ada di 27 daerah. Kita berharap program ini juga bisa mengurangi angka pengangguran dan anak desa tidak terus datang ke kota untuk bekerja. Untuk tahap pertama, tercatat ada 8.000 anak muda yang mendaftar. Setelah proses kurasi, hanya 2.240 orang yang bisa ikut serta program Petani Milenial. Emil menilai, upaya melahirkan petani baru sangat penting untuk menunjang program ketahanan pangan. Apalagi di tengah kebutuhan pangan yang masih tinggi saat ini, para pekerja di sektor pertanian justru kian menurun. Urusan food security akan diurus dengan fokus. Dan menurut Ridwan Kamil, masa depan yang teruji di tengah pandemi itu salah satunya adalah pangan dan digital, Untuk melahirkan para petani muda, menurut Emil, Pemprov Jabar terus mencari lahan tidur atau lahan tak terpakai untuk digunakan menjadi area produktif. Emil menyebut, saat ini diperkirakan ada sekitar 10.000 hektar lahan tidur. Semua ekosistem yang akan membuat petani milenial berhasil, hadir hari ini. Mulai dari pembelinya, penyedia lahan, yang memberi modal hingga komitmen perguruan tinggi yang mengembangkan teknologi pertanian.

Dipilihnya sektor pertanian karena hasil penelitian, selama Covid-19 bidang yang tidak terpengaruh, salah satunya adalah pangan atau pertanian. Emil mengatakan, program Petani Milenial juga bertujuan untuk menekan urbanisasi. Saat ini, mayoritas generasi milenial memilih berkarier di perkotaan. Covid-19 mengajarkan yang paling nyaman itu adalah tinggal di pedesaan tapi rezekinya perkotaan dan bisnis mendunia lewat digital,

Dalam program ini, tidak hanya sektor pertanian, saja yang digarap, tetapi juga peternakan, perikanan, tanaman hortikultura, dan perhutanan. Ini akan jadi fokus sampai akhir masa jabatan Ridwan Kamil bahwa program food security ini harus jadi unggulan. Mudah-mudahan dengan program ini juga Indonesia, khususnya Jawa Barat, bisa mandiri pangan dan tidak usah impor.

Untuk dapat mengetahui cara budidaya secara tepat yang bisa diterapkan oleh para petani milenial, Sobat Tania bisa menggunakan fitur Budidaya di Aplikasi Dokter Tania. Dengan fitur ini budidaya akan lebih mudah dipahami dan menghasilkan panen yang melimpah.

Ingin tingkatkan panen? Download aplikasi Dokter Tania sekarang