
Sumber Gambar: http://fruchtfliegenfallen.com/
Pertanyaan 1 “Apa yang sebenarnya harus dilakukan untuk mencegah lalat buah? Lalat buah bisa dicegah atau tidak? Bagaimana caranya?”
Kita bisa membuat batasan. Batasan yang membuat mereka tidak bisa datang ke sana. Kemudian, kita membuat sesuatu yang mengalihkan perhatiannya. Lalat buah bisa datang menyerang inang lewat indera penciuman. Sekarang adalah bagaimana caranya agar lalat buah tidak menciumnya. Lalat buah banyak jenisnya ada sekitar 10 jenis lalat buah yang sering menyerang seperti dorsalis, umbrosa, carambolae. Misalkan sekarang kita fokus pada buah-buahan seperti mangga, belimbing, pisang, sayuran seperti cabai, pare, tomat dan sebagainya.
Kita memanipulasinya supaya lalat tidak mencium bau para tanaman itu. Misal, lalat buah akan menyerang cabai, dia akan mencium bau cabai. Serangga dewasa yang berkembang itu penciumannya. Ketika dia mencium bau cabai maka mereka akan mengejar sumber bau cabai itu. Kita bisa menyemprotkan asap cair pada cabai agar aroma cabai itu hilang dan yang dominan adalah bau asap cair. Kemudian bisa juga kita semprotkan dengan ekstrak daun mimba. Bau ekstrak daun mimba itu akan menekan dan menghilangkan bau cabai. Dengan begitu, lalat buah tidak akan datang ke tanaman cabai.
Cabai itu kan tempat di mana mereka meletakkan telurnya. Misal, saya sudah mendapatkan cabai dan ada noda hitam. Noda hitam di cabai adalah bekas tusukan lalat buah. Dengan adanya tusukan ini dapat kita pastikan bahwa lalat buah meletakkan telurnya di cabai yang akan menetas 2-5 hari setelah telurnya dimasukkan ke sini. Setelah menetas, larvanya nanti akan merusak atau memakan plasenta dari cabai. Setelah plasentanya rusak maka cabai akan mati.
Mengalihkan perhatian bisa juga dengan menanam selasih di sekitar tanaman atau pematang di luar tanaman. Nanti bunga dan daun selasih akan menghasilkan aroma hormon seks dari lalat buah. Lalat buah yang datang akan hinggap atau mencari sumber aroma tadi. Mereka akan mengerubungi bunga dari tanaman selasih dan tahan berjam-jam, kemudian alat kelamin lalat buah jantan akan menusuk bunga atau pangkal daun selasih. Itu yang disebut dengan kopulasi imitasi, bukan kopulasi yang sebenarnya karena seharusnya mereka kopulasi dengan lalat betina. Ini akan menyebabkan gagalnya perkawinan. Jika mereka gagal kawin maka tidak akan ada telur. Jika tidak ada telur maka lalat betina tidak akan menyematkan telur pada tanaman kita. Itulah cara pencegahan lalat buah.
Asap cair bisa disemprotkan pada sore hari secara berkala dan konsisten. Kalau kemarau kering bisa 3-4 kali hari sekali disemprotkan terus menerus meski tidak ada serangan. Di samping mengusir lalat buah, asap cair juga bisa menekan peletakkan telur dari kupu-kupu. Misal untuk hama lain seperti spodoptera, ulat tanah dan lain sebagainya itu bisa diusir dari asap cair.
Di samping aromanya, asap cair juga mengandung fenol, asam asetat, asam palmitat, dekanoat. Semuanya bisa membunuh ulat. Fungsinya banyak. Jika dilakukan rutin 2-3 kali seminggu, asap cair bisa dicampur dengan lidah buaya yang proteinnya tinggi. Lidah buaya bisa menjadi vitamin bagi tanaman. Konsentrasinya asap cair 7-10 mili per liter air. Lidah buaya itu cukup satu daun lidah buaya cukup seukuran 2 jari. Keduanya dicampur kemudian disemprotkan. Pestisida sebaiknya disemprotkan pada sore hari Penyemprotan juga bisa dimulai dari masih kecil sekali. Penyemprotan yang dilakukan sejak awal akan membuat lalat tidak akan datang untuk meletakkan telurnya. Jadi, jawabannya lalat buah bisa dicegah.
Pertanyaan 2 “Untuk mengendalikan lalat buah pada tanaman hortikultura seperti tomat, cabai, dll apakah sama dengan pada tanaman buah seperti mangga, jambu, dll. Apakah ada perbedaan dalam mengendalikannya?”
Sama saja. Kedua jenis tanaman itu memiliki kecenderungan yang sama dalam memikat lalat buah. Selagi dalam masa pertumbuhan, tanaman akan mengeluarkan aroma dan aroma itu keluar ketika pertumbuhan sedang bagus. Semua terjadi pada tumbuhan buah dan sayuran. Jadi prosedurnya sama. Misalnya kita buat perangkap lalat. Kemarin penelitian saya tentang uji tiga merek atraktan menggunakan ferokop, petrogenol dan minyak selasih yang disuling. Saya menguji ketiganya untuk melihat yang paling bagus. Daya tarik yang paling bagus justru pada ferokop. Ferokop itu padat, terbuat dari selasih, bunga dan daunnya dikeringkan, dibuat jadi tepung kemudian dipadatkan. Ketika digunakan, dalam satu hari bisa mencapai 4.000 ekor lalat buah yang terperangkap. Satu kali pasang bisa sampai 20 hari. Kalau petrogenol itu lebih rendah dan lebih ribet karena harus sering kita ganti kapasnya. Kalau ferokop tinggal kita gantung dan 20 hari bisa memperangkap ribuan banyak lalat buah yang biasanya lalat jantan. Itu artinya, kita sudah berhasil menggagalkan perkawinan. Karena satu kali perkawinan lalat betina bisa menghasilkan 1.200 – 1.500 butir telur.
Bisa dibayangkan, misalkan dari cabai yang sudah terinfeksi telur lalat buah ini kita biarkan jatuh ke tanah, karena kelalaian kita pada sanitasi tanah, dan larva lalat yang ada di cabai keluar, kemudian berkepompong di dalam tanah maka mereka leluasa untuk masuk ke dalam tanah dan menetas menjadi lalat. Jika kita kumpulkan cabai yang jatuh maka secara tidak langsung kita memutuskan siklus hidupnya.
Setelah cabai dikumpulkan, kita bisa menggunakannya sebagai bahan pupuk organik cair yang direndam dalam air yang ditutup dalam wadah sekitar 3 hari, ulat-ulat akan keluar dari cabai. Airnya bisa kita gunakan sebagai POC. Kita juga bisa menggunakan kerodong. Penggunaan mulsa plastik juga bagus. Bisa juga kita tanami refugia atau bunga-bungaan. Contohnya, bunga matahari yang berperan dalam mengundang datangnya tawon-tawon predator lalat buah, misalnya braconidae. Jadi, jika ada serangan lalat buah di cabai, mereka bisa dikejar oleh si predator. Namun seringkali petani kita mengabaikan faktor refugia karena mereka selalu mengandalkan pestisida dan bahan kimia untuk mengatasi masalah hama dan penyakit.
Tidak perlu melakukan perbanyakan massal predator. Berikan saja makanannya dengan cara menanam bunga matahari. Predator tidak akan kelihatan namun nanti mereka akan berdatangan karena bunga sudah ada di mana-mana. Nantinya, petani bisa melanjutkannya dengan beternak tawon atau lebah madu. Hindari menyemprotkan pestisida kimia karena aromanya tidak disukai oleh predator lalat buah.