article-image

Sumber Gambar: The Verge

Baca Juga
  • Hutan Indonesia Terancam Habis, Bagaimana Cara Mencegahnya? untuk mengetahui informasi pencegahan habisnya hutan di Indonesia
  • [Akibat Kuota Habis, Petani Beralih ke Pupuk Nonsubsidi](https://www.neurafarm.com/blog/InfoTania/Kebijakan%20Pertanian/akibat-kuota-habis-petani-beralih-ke-pupuk-nonsubsidi untuk informasi mengenai habisnya kuota pupuk subsidi yang berdampak bagi petani

Semakin mahalnya harga pupuk dan pestisida membuat banyak petani mengeluh. Bagaimana tidak? Pupuk dan pestisida merupakan kebutuhan pertanian yang diperlukan agar penjualan komoditas berjalan lancar. Namun, tingginya harga pupuk serta rendahnya harga komoditas kemudian menjadi masalah baru bagi petani. Lonjakan harga pupuk dan pestisida yang signifikan dapat menyebabkan petani menekan biaya produksi dengan cara mengurangi pemberian pupuk. Pada dasarnya, apa yang menjadi alasan tingginya pupuk dan pestisida yang semakin mahal?

Penyebab Tingginya Harga Pupuk dan Pestisida

Wijaya Laksana dari Corporate Communications PT Pupuk Indonesia (Persero) atau Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC) merespons fenomena kenaikan harga pupuk. Harga pupuk sendiri mengalami kenaikan hingga 70% – 120% beberapa waktu yang lalu. Ia mengatakan bahwa kenaikan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti kenaikan bahan baku dan juga kondisi pandemi yang terjadi.

Harga pupuk serta harga bahan baku dunia memang sedang mengalami kenaikan bersamaan dengan melonjaknya harga berbagai komoditas yang ada di dunia. Beberapa faktor seperti pandemi, krisis energi yang terjadi di Eropa serta kebijakan beberapa negara yang menghentikan ekspor turut menjadi penyebab kenaikan harga pupuk dan pestisida.

Fenomena ini bukanlah hal yang baru. Sebelumnya banyak sekali petani yang mengeluhkan tingginya harga pupuk. Padahal, kegiatan pertanian terus berjalan. Bahkan, banyak petani yang menganggap bahwa peran pemerintah untuk mengatasi masalah tersebut tidak kunjung berhasil.

Nasib Petani dan Peran Pemerintah

Pemerintah sendiri sudah berjanji untuk menjaga stok dan juga keterjangkauan harga baik pupuk subsidi dan pupuk nonsubsidi. Pasalnya, pupuk merupakan salah satu sarana produksi yang sangat strategis bagi sektor pertanian. Proses pemupukan yang tepat pada sasaran dapat berkontribusi tinggi dalam pencapaian produksi pertanian seperti padi.

Tingginya harga pupuk dan pestisida membuat nasib petani menjadi kian tak pasti. Ketika petani tidak mampu membeli pupuk dengan harga tinggi, mereka akan menekan penggunaan pupuk yang tentunya akan berpengaruh pada kualitas hasil produksi. Dengan begitu, produktivitas tidak akan maksimal ditambah biaya kerja yang juga naik.

Pemerintah kemudian berkomitmen untuk melibatkan berbagai pihak untuk mengatur tata kelola pupuk bersubsidi. Seperti contohnya di tingkat perencanaan akan dijalankan oleh pemerintah, untuk penyaluran akan dijalankan oleh PIHC dan verifikasi serta monitoring akan dilakukan oleh pemerintah daerah.

Di samping itu semua juga, petani disarankan untuk menggunakan pupuk dan pestisida secara tepat dan bijaksana. Dalam artian, pemanfaatan pupuk harus tepat waktu, tepat cara dan tepat jumlah sesuai dengan kebutuhan tanaman. Selain itu, pengurangan penggunaan pupuk kimia juga perlu ditekankan untuk meningkatkan kualitas hasil produksi.

Ingin mengetahui lebih banyak informasi mengenai jumlah dosis pupuk yang tepat? Manfaatkanlah fitur ‘Kalkulator Pupuk’ di Aplikasi Dokter Tania. Dengan fitur ini, Sobat Tania dapat melakukan kalkulasi dosis pupuk yang tepat untuk tanamannya. Selamat mencoba!

Ingin tingkatkan panen? Download aplikasi Dokter Tania sekarang