
Sumber Gambar: severin-candrian on Unsplash
Kitosan merupakan biopolimer yang bersumber dari limbah kulit udang-udangan, kepiting, dan rajungan. Kitosan bersifat mudah terurai oleh mikroorganisme, tidak larut di dalam air, larut dalam asam organic, bersifat biocompatible (biopolimer tanpa efek negatif), dan tidak beracun. Kitosan juga memiliki sifat antimikroba terutama antijamur yang bersifat patogen sehingga kitosan berpotensi untuk dijadikan bahan tambahan pada media tumbuh tanaman.
Dalam lingkup pertanian dan penggunaannya pada tanaman, kitosan dapat digunakan sebagai zat pemacu pertumbuhan tanaman, biopestisida alami untuk melindungi tanaman dari mikroba (bakteri dan jamur) patogen. Selain itu, kitosan juga digunakan sebagai bahan pelapis pada berbagai jenis benih. Pengaplikasian kitosan pada pertanian dapat mengurangi stress tanaman akibat lingkungan karena kekeringan atau defisiensi unsur hara, meningkatkan viabilitas benih, vigor benih, dan produksi. Aplikasi kitosan juga mampu meningkatkan kandungan klorofil sehingga meningkatkan efektivitas fotosintesis.
Kitosan memiliki cakupan penggunaan yang luas pada bidang pertanian. Kitosan mampu mengatur sistem kekebalan tanaman dan bersifat anti patogen dan anti serangan hama. Pada tanah, kitosan berperan sebagai sumber karbon organic yang dapat dimanfaatkan oleh mikroba daerah perakaran (rhizosfer) sehingga mampu meningkatkan ketersediaan hara bagi tanaman. Kitosan dapat langsung diserap akar setelah diuraikan oleh mikroba tanah. Selain itu, kitosan juga mengandung berbagai macam fitohormon mencakup auksin, giberelin, dan sitokinin.
Sumber: http://balaipontianak.ditjenbun.pertanian.go.id/web/page/title/189/apa-itu-kitosan#:~:text=Kitosan%20mempunyai%20efek%20pada%20pertanian,lebih%20banyak%20nutrien%20dari%20tanah. http://balaipontianak.ditjenbun.pertanian.go.id/web/page/title/189/apa-itu-kitosan#:~:text=Kitosan%20mempunyai%20efek%20pada%20pertanian,lebih%20banyak%20nutrien%20dari%20tanah.