
Sumber Gambar: pixabay
Dewasa kini, pembangunan di perkotaan yang semakin pesat membuat lahan pertanian semakin sempit. Tentunya hal itu sangat berpengaruh, karena bercocok tanam jadi semakin sulit akibat tidak adanya lahan. Namun, terdapat beberapa alternatif yang bisa digunakan untuk bercocok tanam di lahan sempit dan terbatas, salah satunya urban farming. Di masa saat ini bukan sebuah hal yang mustahil untuk melakukan proses pertanian di tengah lahan yang sempit dan terbatas.
Apa itu Urban Farming?
Urban farming adalah kegiatan bercocok tanam atau bertani di lingkungan perkotaan yang relatif memiliki ketersediaan lahan yang sempit. Urban farming kerapkali dinilai sebagai salah satu solusi bagi masyarakat urban untuk menjalani gaya hidup sehat. Hasil panen dari urban farming lebih sehat, karena penggunaan pupuk kimia sintetis dan pestisida dapat dikendalikan daripada tanaman yang ditanam di lahan bebas. Urban farming juga dinilai dapat berkontribusi menciptakan masyarakat yang lebih produktif dan mandiri.
Manfaat Urban Farming
- Urban farming merupakan solusi pertanian di lahan terbatas yang menjawab krisis ruang terbuka hijau
- Urban farming dapat berkontribusi untuk menjaga ketahanan pangan
- Urban farming kerapkali menjadi salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat
- Urban farmign dapat menciptakan masyarakt yang lebih produktif
- Urban farming memudahkan masyarakat urban atau perkotaan untuk mengakses sayuran segar
Urban Farming Untuk Pemula
1. Vertikultur
Verikultur merupakan salah satu jenis budaya pertanian yang dilakukan secara bertingkat. Hal ini membuat vertikultur tidak akan memakan banyak tempat.
Cara Membuat Vertikultur
- Pertama, siapkan alat dan bahan, yaitu botol, cutter, tali, benih, media tanam, dan alat penyiram
- Selanjutnya, bersihkan botol bekas. Botol bekas akan digunakan sebagai tempat untuk menanam tanaman. Kemudian potong botol menjadi dua bagian. Lalu lubangi bagian atas potongan botol dan beri tali. Kemudian susun setiap potongan botol agar dapat digantungkan sekaligus.
- Masukan media tanam dengan menggunakan tanah yang telah dicampur dengan kompos ke dalam botol yang telah dipotong dan tanam benih sesuai keinginan ke dalam tanah.
- Setelah botol terisi dengan benih, botol dapat dipasang pada bagian belakang dinding atau pagar rumah, dengan cara digantungkan, naun tetap pastikan selalu mendapatkan cahaya matahari.
- Lakukan selalu penyiraman pada pagi dan sore hari secara merata pada setiap botol.
2. Roof Garden
Roof garden atau taman atap dapat menjadi salah satu pilihan selain vertikultur jika ingin melakukan urban farming. Namun perlu dipastikan bahwa bagian atap yang akan digunakan cukup kokoh untuk menahan beban dan atap waterproof atau anti air agar tidak terjadi kebocoran saat melakukan penanaman. Tips yang akan diberikan dalam melakukan roof garden ini yaitu dengan nenanam pada polybag.
Cara Membuat Roof Garden
- Siapkan benih yang akan digunakan terlebih dahulu. Usahakan rendam benih di dalam air, buang benih yang terlihat mengapung menggunakan benih yang tenggelam untuk di semai. Bungkus benih dengan menggunakan kain, tisu, atau kertas agar cukup lembab
- Kemudian masukan benih ke dalam polybag terisi tanah yang terdekomposisi
- Lakukan penyiraman 1 – 2 kali sehari, serta berikan nutrisi yang sesuai
Masih banyak lagi metode mananam yang dapat digunakan dalam urban farming! Urban farming memiliki banyak manfaat untukmu. Jadi, apakah kamu sudah tertarik dengan urban farming?
Sumber : Annisa., ( 2016). Urban Farming Bertani Kreatif Sayur, Hias & Buah. Jakarta : Agriflo