article-image

Sumber Gambar: Dave Hoefler on Unsplash

KOMODITAS PERKEBUNAN INDONESIA YANG DIMINATI DUNIA Sektor perkebunan merupakan sektor yang memegang peranan penting dalam perekonomian nasional. Beberapa komoditas perkebunan Indonesia seperti kelapa sawit, kakao, dan kopi merupakan komoditas yang memiliki permintaan pasar yang sangat tinggi di dunia. Industri dan ekspor komoditas – komoditas tersebut menjadi salah satu motor penggerak perekonomian negara serta menjadi sumber lapangan kerja dan pendapatan bagi banyak petani di Indonesia PERKEBUNAN Perkebunan merupakan sistem usahatani yang berfokus pada produksi komoditas-komoditas tanaman perkebunan. Perkebunan merupakan salah satu sektor agribisnis yang strategis dan menjadi andalan dalam perekonomian Indonesia. Sistem produksi beragam komoditas perkebunan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap stabilitas ekonomi makro, pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, penerimaan devisa dari ekspor, dan sumber bahan baku bagi industri hilir hasil pertanian (Susila dan Dradjat, 2001). Beberapa jenis komoditas perkebunan Indonesia bahkan telah menarik minat banyak pasang mata orang-orang di dunia, antara lain komoditas kelapa sawit, kakao, dan cengkeh. KELAPA SAWIT Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas perkebunan Indonesia yang memiliki pasar ekonomi yang relatif tinggi di dunia. Industri minyak sawit Indonesia sebagai olahan hasil sistem produksi kelapa sawit menyumbang 40% dari kebutuhan crude palm oil dunia atau sebesar 42 juta ton per tahunnya. Produksi kelapa sawit di Indonesia dimotori oleh 22 dari 34 provinsi, dengan dua pulau sentra perkebunan kelapa sawit Indonesia yaitu Sumatera dan Kalimantan menyumbang 90% luasan areal perkebunan kelapa sawit Indonesia. Proporsi perkebunan kelapa sawit Indonesia mencakup perkebunan rakyat sebesar 53%, perkebunan swasta 42%, dan perkebunan negara 5% dengan luasan areal produksi sebesar 16 juta ha per 2017 (Purba dan Sipayung, 2017). KAKAO Menurut sejak tahun 1930, kakao menjadi salah satu komoditas perkebunan yang memiliki peran penting dalam perekonomian Indonesia. Pada 2010, Indonesia menduduki peringkat ketiga dunia sebagai negara pengekspor biji kering kakao sebesar 550.000 ton. Pada tahun tersebut, dari 1.651. 539 ha areal kakao Indonesia, 94% nya merupakan areal dari perkebunan rakyat. Data tersebut merupakan salah satu indikator bahwa perkebunan kakao merupakan salah satu sumber lapangan pekerjaan dan pendapatan dari petani. Peningkatan produksi kakao di Indonesia terus mengalami peningkatan seiring dengan berkembangnya pangan hasil olahan kakao. Pada dekade 2000 hingga 2010, terjadi peningkatan areal produksi perkebunan kakao sebesar 5,99% per tahun (Rubiyo dan Siswanto, 2012). CENGKEH Cengkeh merupakan komoditas asli Indonesia yang banyak dimanfaatkan sebagai bumbu beberapa hidangan di dunia dan sebagai bahan baku kretek rokok Indonesia. Cengkeh merupakan komoditas perkebunan dengan produksi terbesar berasal dari perkebunan rakyat, yaitu sebesar 97,43%. Produksi cengkeh di Indonesia cenderung mengalami penurunan sejak 1995 dari sebesar 90.007 ton menjadi 79.250 ton pada tahun 2012. Namun pada tahun 2012, Indonesia menjadi produsen cengkeh terbesar dunia yaitu sekitar 70,99% sedangkan di ASEAN sebesar 99,66%. Menurut Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, sekitar 90% cengkeh dimanfaatkan sebagai sumber bahan baku kretek rokok dan sisanya dimanfaatkan sebagai bahan farmasetika dan rempah-rempah (Rhezamayye dkk, 2019).

Jika anda tertarik untuk membudidayakan salah satu dari ketiga komoditas perkebunan di atas, anda dapat mempelajarinya melalui Aplikasi Dr Tania yang dapat diunduh melalui Google Playstore. Selain ketiga jenis komoditas perkebunan di atas, banyak beragam komoditas perkebunan yang anda dapat pelajari bagaimana cara produksinya dari hulu sampai ke hilir.

REFERENSI Purba, Jan H. V. dan Tungkot Sipayung. 2017. “Perkebunan Kelapa Sawit Indonesia dalam Perspektif Perkebunan Berkelanjutan” Masyarakat Indonesia, 43(1): 81 – 94. Rhezemayye, V., Indra T. A., dan Zaina Abidin. 2019. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ekspor Cengkeh Indonesia Tahun 2001 – 2015” Agridevina, 8(2): 115 – 126. Rubiyo dan Siswanto. 2012. “Peningkatan Produksi dan Pengembangan Kakao (Theobroma cacao L.) di Indonesia” Buletin RISTRI, 3(1): 33 – 48. Susila, W. R. dan Bambang Dradjat. 2001. “Agribisnis Perkebunan Memasuki Awal Abad 21: Beberapa Agenda Penting” Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian, 1(1): 1 – 18.

Ingin tingkatkan panen? Download aplikasi Dokter Tania sekarang