article-image

Sumber Gambar: ner: https://unsplash.com/photos/F-uqC5VFtXI

Topik: Musim Panen Jagung Judul: Memasuki Musim Panen Jagung, Waspada Harga Merosot Keyword: Musim Panen, Jagung, Harga, Merosot

Memasuki Musim Panen Jagung, Waspada Harga Merosot

Jagung merupakan salah satu komoditas pertanian utama di Indonesia yang menjadi bahan baku utama kebutuhan industri makanan dan pakan ternak. Keberadaan jagung sangat penting sehingga Kementerian Pertanian sering menyebut komoditas ini dengan panggilan “pajale”, singkatan dari padi-jagung-kedelai selaku tiga komoditas utama di Indonesia.

Terlepas dari pentingnya peran jagung dalam pertanian Indonsia, merosotnya harga jagung di pasaran saat musim panen sulit dihindari. Hal ini dikarenakan jumlah yang melimpah akibat panen raya yang serentak di beberapa daerah. Mari kita simak bersama bagaimana mewaspadai harga jagung yang merosot pada saat panen. Selamat membaca Sobat Tania!

Baca juga Penyakit Bulai pada Jagung untuk mengetahui penyakit yang paling sering ditemui di komoditas jagung

Dalam satu tahun, terdapat tiga periode panen raya jagung, yaitu pada bulan Februari-April, Juli-Agustus, dan November-Desember. Panen raya jagung sering terjadi serentak di beberapa daerah sentra produksi jagung pada periode-periode tersebut. Berdasarkan perkiraan Kementerian Pertanian, produksi jagung sepanjang tahun 2020 diperkirakan mencapai 24,16 juta ton.

Panan Raya Serentak Di Beberapa Daerah Menyebabkan Harga Jagung Merosot

Penyebab utama merosotnya harga jagung adalah panen raya serentak di beberapa daerah. Pada Agustus 2020, tiga provinsi di Indonesia tercatat melaksanakan panen raya serentak meliputi Nusa Tenggara Timur (NTT), Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Kalimantan Timur. Hal tersebut menyebabkan terjadinya anjloknya harga jagung di pasaran yang sulit untuk dibendung karena stok jagung secara nasional tengah melimpah.

Oleh sebab itu, petani harus mewaspadai dan mensiasati fenomena ini. Petani di suatu daerah dianjurkan untuk tidak menanam jagung secara serentak dengan daerah lain guna menghindari berlebihnya stok jagung di level nasional.

Menurunnya Kebutuhan Jagung Selama Pandemi

Jagung merupakan bahan pokok dari campuran pakan ternak sehingga jagung banyak digunakan oleh para peternak. Sayangnya, pandemi yang berlarut-larut memaksa banyak peternak yang mengurangi populasi ternaknya. Hal ini disebabkan oleh menurunnya permintaan hewan ternak, yang kemudian berimbas ke menurunnya kebutuhan jagung secara drastis.

Kondisi ini membuat harga jagung menjadi anjlok. Jatuhnya harga sulit untuk dicegah karena stok yang berlebih tidak mampu diimbangi oleh jumlah permintaan yang menurun.

Baca juga 3 Bahan Pangan dengan Permintaan Terbesar untuk mengetahui bahan pangan yang banyak dikonsumsi selain jagung

Solusi Agar Harga Tidak Merosot

Penurunan harga jagung juga menjadi dilema bagi dinas pertanian di daerah terkait. Selama ini pemerintah pusat terus mendorong agar petani di daerah-daerah menanam tanaman pangan dan salah satunya adalah jagung. Pemerintah pusat, melalui Kementerian Pertanian, meminta daerah agar terus memproduksi jagung untuk menjaga ketahanan pangan nasional. Meskipun demikian, imbas buruk kebijakan terhadap harga jual di level petani seolah diabaikan. Dinas pertanian di daerah menjadi pihak yang mau tidak mau harus menyelesaikan permasalahan ini.

Sebagai contoh, dinas pertanian Nganjuk yang sudah berupaya untuk membendung agar harga jagung tidak terus merosot. Mereka berharap hasil penjualan panen raya bisa menguntungkan para petani. Hal tersebut dilaksanakan dengan mengadakan koordinasi dengan Kementerian Pertanian.

Dinas pertanian meminta Kementerian Pertanian untuk mencarikan distributor baru bagi para petani agar harga jual jagung mereka tidak terlalu merosot. Adanya distributor baru yang menyerap hasil panen diharapkan dapat memperbaiki harga jual jagung dari petani.

Meski demikian, penurunan harga jagung memang sulit ditahan. Jika sebelumnya harga jagung mencapai 3.400 rupiah per kilogram, kini angka tersebut menyusut hingga 3.100 rupiah per kilogram dan para petani memprediksi harga akan terus menurun hingga menyentuh level 2.400 rupiah per kilogram.

Agar jagung yang ditanam dapat dipanen dengan kualitas yang baik dan dijual dengan harga yang bersaing, kita bisa menggunakan fitur Budidaya dan Identifikasi Penyakit di Aplikasi Dokter Tania. Dengan fitur tersebut kita bisa menjaga jagung kita tetap sehat, menghasilkan panen yang melimpah, dan berkualitas tinggi.

Referensi:

radarkediri.jawapos.com. (2020, 1 Agustus). Panen Serentak di Tiga Provinsi Membuat Harga Merosot. Diakses pada 15 Desember 2020 dari https://radarkediri.jawapos.com/read/2020/08/01/207012/panen-serentak-di-tiga-provinsi-membuat-harga-merosot

Wiyanto Industry.co.id. (2020, 20 Januari). Stok Jagung Aman Hingga Panen Raya Maret 2020. Diakses pada 15 Desember 2020 dari https://www.industry.co.id/amp/read/59771/stok-jagung-aman-hingga-panen-raya-maret-2020

Ingin tingkatkan panen? Download aplikasi Dokter Tania sekarang