Pertanian di Indonesia merupakan salah satu sektor kunci perekonomian Indonesia. Meskipun kontribusi sektor pertanian terhadap produk domestik bruto nasional telah menurun secara signifikan dalam setengah abad terakhir, saat ini sektor pertanian masih memberikan pendapatan bagi sebagian besar rumah tangga Indonesia. Pada tahun 2013, sektor pertanian menyumbang 14,43 persen dari PDB nasional, sedikit mengalami penurunan dibandingkan satu dekade sebelumnya (2003) yang mencapai 15,19 persen. Pada tahun 2012, sektor ini menyediakan lapangan kerja untuk sekitar 49 juta orang Indonesia, yang mewakili 41 persen dari total angkatan kerja di negara ini.
“Sampai hari ini tidak ada gejolak pasokan dan harga. Secara umum pasokan lancar di seluruh Indonesia,” ujar Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian (Kementan) Agung Hendriadi, saat menyampaikan refleksi Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan di Toko Tani Indonesia Center (TTIC) Pasar Minggu, Selasa (31/12/2019).
“Kondisi ini patut kita syukuri, karena tidak ada orang anteri bahan makanan. Ini menunjukan pasokan stabil dan harga normal,” tambah Agung.
Stabilnya pasokan dan harga pangan menurut Agung, tidak terlepas dari pengendalian yang dilakukan dengan berbagai cara dan bekerjasama dengan Kementerian Perdagangan, Bulog, Satgas Pangan dan lainnya. Kepala Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan Risfaheri, mengatakan stabilnya pasokan dan harga pangan salah satunya berkat kehadiran Toko Tani Indonesia (TTI) dan TTI Centre yang mampu menyediakan pasokan pangan dengan harga terjangkau.
“Saat ini TTI berjumlah lebih dari 5.051 yang tersebar di 32 provinsi. Kehadiran TTI mampu memenuhi kebutuhan pangan dan meredam harga, sehingga harga pangan stabil,” ujar Risfaheri.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kementan Momon Rusmono yang hadir bersama sejumlah pejabat Eselon I Kementan mengatakan, upaya menjaga stok dan pengendalian harga menjadi salah satu prioritas yang akan dilakukan. “
Sesuai arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, kami akan terus melakukan pemantauan ketersediaan dan harga pangan, minimal sampai 3 bulan ke depan,” ujar Momon.
Ketersediaan pangan pokok strategis seperti beras, jagung, bawang daging, telur, gula, dan minyak goreng mengalami surplus. Stok beras akhir November 2019 sebesar 4,7 juta ton sangat mencukupi bahkan hingga Maret 2020 mendatang.
Hasil penelitian menunjukkan, pemberian air menyumbang 30-50% dalam meningkatkan produktivitas tanaman pertanian. Fakta itu mengharuskan lembaga penelitian di lingkungan Kementan berupaya terus-menerus menggalang sinergi dengan Badan Usahan Milik Negara (BUMN) untuk membuat dan merencanakan teknologi modern di tahun ini.
Tanaman merupakan makhluk hidup penting yang tak bisa terpisahkan dengan kehidupan manusia. Air merupakan salah satu bagian terpenting untuk pertumbuhan tanaman.Tanpa perawatan intensif tanaman bisa saja mati. Maka dari itu butuh perhatian khusus untuk mengoptimalkan pertumbuhannya.Tanaman yang sehat harus diikuti dengan kondisi tanah yang baik.Kondisi tersebut adalah nilai kelembapan tanah yang ideal dan seimbang. Terlalu basah atau kering akan kurang baik bagi keberlangsungan hidup tanaman tersebut.
Dengan menggunakan Mikrokontroler arduino menerima inputan data dari sesor kelembaban kemudian mengolahnya dan memberikan outputan printah melalui relay. Penelitian ini akan membuat sebuah alat penyiram tanaman secara otomatis menggunakan Propeller Berbasis Internet Of Things. Alat yang digunakan untuk mengolah data inputan dari sensor pada penyiram tanaman berbasis Internet Of Things ini adalah wemos D1. Alat ini disertai dengan wifi sehingga kita bisa menghubungkan alat dengan aplikasi pada smartphone. Dengan adanya aplikasi ini maka kadar kelembaban tanah yang tampil pada layar LCD akan dikirim ke aplikasi pada smartphone. Aplikasi yang digunakan adalah Blynk.Manfaat yang didapatkan dari penelitian ini adalah menghasilkan prototype berupa penyiram tanaman secara otomatis dengan mendeteksi kadar kelembapan tanah.