article-image

Sumber Gambar: Jaimie Tuchman in Getty Images Pro

Baca Juga

Rawa adalah lahan yang secara alami tergenang air secara terus-menerus atau musiman akibat sistem drainase yang terhambat. Di Indonesia rawa dibagi menjadi 2 jenis, yaitu rawa pasang surut dan rawa lebak. Berdasarkan pemetaan Badan Litbang Pertanian pada tahun 2009, luas lahan rawa yang dapat dimanfaatkan untuk budidaya adalah sekitar 7,9 juta hektar. Penggunaan lahan rawa untuk budidaya pertanian tidak dapat dilakukan begitu saja. Lahan rawa memiliki tingkat kesuburan tanah rendah, tanah asam, kandungan air yang terlalu tinggi, gambut tebal, dan terdapat lapisan pirit. Pirit adalah salah satu jenis mineral dari kelompok mineral sulfida. Apabila pirit ini terpapar ke udaradan teroksidasi, maka akan terbentuk asam sulfat dengan pH 3-3,5 yang dapat mematikan tanaman. Oleh karena alasan-alasan tersebut, lahan rawa untuk budidaya pertanian harus diolah terlebih dahulu.

Pengelolaan Air

Pengelolaan air merupakan kunci utama dalam pengelolaan lahan rawa. Pada lahan rawa, air tersedia sepanjang tahun. Jika air dapat dikelola dengan baik dan benar, maka pH air rawa yang asam perlahan bisa naik mendekati pH netral air dan pirit akan tetap sedikit terendam sehingga tidak teroksidasi dan menghasilkan asam sulfat. Salah satu cara untuk mengelola air pada lahan rawa adalah dengan membangun Sistem Polder. Polder adalah sistem pengelolaan rawa lebak atau model rancangbangun kawasan penampungan dengan pembuatan tanggul keliling yang didukung seperangkat bangunan pembantu antara lain: stasiun pompa inlet dan outlet, saluran pembagi air, saluran suplesi-irigasi, saluran drainase, jembatan-jembatan sebagai jalan, gorong-gorong, dan pintu-pintu air. Pada rawa pasang surut pengelolaan air diawali dengan pembangunan tata air makro, yaitu pembuatan saluran primer, sekunder, dan tersier.

Pemberian Kapur

Lahan rawa bersifat asam. Untuk mengatasi hal ini dapat dilakukan pemberian kapur/Super Dolomit. Pemberian kapur akan meningkatkan pH tanah karena kapur bersifat basa. Dosis kapur yang diberikan harus dihitung berdasarkan pH awal rawa dan target pH yang diinginkan. Agar pemberian kapur tidak berlebihan yang menyebabkan tanah menjadi terlalu basa.

Budidaya Padi di Lahan Rawa

  1. Penggunaan Varietas Unggul Padi Karena kondisi lahan rawa yang “spesial” maka diperlukan varietas unggul yang dapat hidup dalam kondisi tersebut. Balai Besar Penelitian Padi telah membuat dan merilis varietas inbrida padi rawa (inpara) yaitu Inpara 2, Inpara 3, Inpara 8, dan Inpara 9. Varietas ini toleran dengan kondisi rawa yang asam, perendaman, dan keracunan besi.
  2. Penanaman Sistem tanam yang cocok dilakukan di lahan rawa untuk padi adalah sistem tanam legowo 4:1. Berdasarkan penelitian, penggunaan sistem tanam legowo dapat meningkatkan hasil panen karena penyerapan pupuk oleh tanaman lebih optimal. Musim tanam dilakukan 2 kali dalam setahun, pada bulan Oktober dan bulan Maret.
  3. Penyemaian Penyemaian dilakukan di lahan kering. Bedeng dibuat pada lahan tersebut yang kemudian akan dijadikan tempat penyemaian benih dengan kerapatan 50 gr/m2. Pupuk diaplikasikan dengan dosis 5 gr urea/m2. Setelah bibit berumur 21-25 hari, bibit dapat dipindahtanamkan.
  4. Pemeliharaan Pemeliharaan yang dilakukan berupa penyiangan gulma. Penyiangan dilakukan sebelum pemupukan pada umur padi 21 HST dan 40-45 HST.
  5. Pemupukan Pemupukan dilakukan 3 kali, pada 3-6 HST, 21-28 HST, dan 40-45 HST. Pemupukan dilakukan dengan jenis pupuk urea, KCl, dan SP36.
  6. Pemanenan Pemanenan dilakukan ketika padi berumur 3,5-4,5 bulan. Pemanenan dapat dilakukan dengan teknik perontokan padi menggunakan sabit.

Penggunaan lahan rawa untuk budidaya pertanian memang lebih sulit daripada lahan biasa karena karena kondisi awalnya yang jauh dari ideal untuk budidaya. Oleh karena itu, dalam pemanfaatan lahan rawa untuk budidaya pertanian lebih baik dilakukan bersama dengan instansi lain yang dapat mendukung dan membantu, seperti pemerintah daerah dan kelompok tani setempat. Apabila Sobat Tania ingin mengetahui lebih lanjut mengenai budidaya tanaman lain, Sobat Tania dapat menggunakan fitur Budidaya di Aplikasi Dokter Tania.

Ingin tingkatkan panen? Download aplikasi Dokter Tania sekarang
Lihat Referensi