
Sumber Gambar: DifferR from Getty Images Pro
- Mengenal Pertanian Organik dan Potensinya di Indonesia untuk mengetahui potensi pertanian organik di Indonesia.
- Fakta Menarik Tanaman Hanjeli dan Potensinya sebagai Bahan Pangan untuk informasi tentang tanaman hanjeli.
Sektor pertanian merupakan salah satu bidang yang sangat potensial untuk dikembangkan di Sumatera Barat. Sebagian besar masyarakat Sumatera Barat menggantungkan hidupnya dari kegiatan pertanian, yaitu mencapai 58% dari total penduduk. Sumatera Barat memiliki tanah yang subur untuk mendukung berkembangnya sektor pertanian ini. Sektor pertanian di Provinsi Sumatera Barat memiliki kontribusi yang cukup besar terhadap PDRB Provinsi Sumatera Barat. Nilainya mencapai 22,38% menurut BPS pada tahun 2020 dengan pendekatan ADHB. Nilai tersebut sudah termasuk kontribusi sektor perikanan dan kehutanan. Sementara itu, khusus subsektor tanaman pangan kontribusinya mencapai 6,38% pada tahun 2020. Nilai ini termasuk yang paling besar dibandingkan dengan subsektor yang lain. Subsektor tanaman pangan ini mencakup komoditas padi dan palawija (jagung, kacang hijau, kacang tanah, kedelai, ubi jalar, dan ubi kayu). Pandemi Covid-19 sejatinya telah menurunkan total produksi tanaman pangan di Provinsi Sumatera Barat pada tahun 2020. Namun, laju pertumbuhan PDRB Provinsi Sumatera Barat tetap bernilai positif. Pembangunan pertanian terus dikembangkan oleh pemerintah Provinsi Sumatera Barat khususnya untuk komoditas-komoditas unggulan. Pengembangan dilakukan secara komparatif dan kompetitif untuk menjaga peningkatan produksi.
Komoditas Unggulan Provinsi Sumatera Barat
Metode Location Quotient (LQ) digunakan untuk melihat komoditas unggulan pada tanaman pangan di Provinsi Sumatera Barat. Metode ini adalah suatu alat pengembangan ekonomi paling sederhana dan bertujuan untuk mengetahui sektor-sektor yang berpotensi memicu pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Kategori penilaian LQ yaitu
- Nilai LQ>1, komoditas merupakan basis / unggulan.
- Nilai LQ<1, komoditas merupakan nonbasis / non unggulan.
- Nilai LQ=1, komoditas bukan basis / unggulan tetapi wilayah mampu memenuhi kebutuhan komoditas tersebut secara mandiri.
Hasil analisis LQ pada Kabupaten/Kota Sumatera Barat menunjukkan nilai LQ > 1 pada komoditas padi di setiap wilayah kecuali Kabupaten Kepulauan Mentawai, Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Solok Selatan, Kabupaten Pasaman Barat, dan Kota Sawahlunto. Hal ini berarti bahwa 14 dari 19 wilayah di Sumatera Barat teridentifikasi memiliki keunggulan dalam produksi komoditas padi. Nilai tersebut juga menunjukkan bahwa padi merupakan komoditas basis yang menjadi sumber pengembangan wilayah. Hasil komoditas padi tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan wilayah Sumatera Barat tetapi juga dapat diekspor ke luar wilayah. Selain padi, setiap wilayah di Provinsi Sumatera Barat juga memiliki komoditas unggulan lainnya. Kabupaten Kepulauan Mentawai memiliki komoditas unggulan berupa ubi jalar dan ubi kayu. Kabupaten Pesisir Selatan unggul untuk komoditas jagung dan kacang hijau. Komoditas jagung bersama kacang tanah dan kedelai juga unggul di Kabupaten Solok Selatan. Kabupaten Pasaman Barat memiliki jagung, kacang hijau dan kacang tanah sebagai komoditas unggulan. Sementara itu, Kota Sawahlunto juga memiliki komoditas unggulan yaitu kacang hijau, kedelai, dan ubi kayu.
Demikian potensi pertanian yang ada di Sumatera Barat. Indonesia memang merupakan negara agraris dimana sektor pertanian masih menjadi salah satu bidang penting untuk pembangunan. Jika Sobat Tania juga tertarik untuk berkembang di sektor ini, sila unduh Aplikasi Dokter Tania untuk panduan budidaya tanaman.