article-image

Sumber Gambar: www.agri-pulse.com

Baca Juga

ada tahun 1980-an muncul penyakit pada tanaman jeruk yang menyebar luas di Kabupaten Jenepo, Kabupaten Bantaeng, dan Kabupaten Bulukumba. Selanjutnya, di tahun 1992, penyakit tersebut muncul kembali dan mengancam kelangsungan hidup tanaman jeruk di Kabupaten Sidrapan. Penyakit terus menyebar di tahun 2021 pada tanaman jeruk di Selayar. Penyakit mematikan tersebut adalah CVPD (Citrus Vein Phloem Degeneration) atau dikenal juga dengan penyakit naga kuning. Penyakit ini menyebabkan kerusakan pembuluh tapis (vein phloem) pada tanaman jeruk. Sebenarnya penyakit apakah ini? Bagaimana cara pengendaliannya?

Gejala Penyakit

Tanaman muda yang terserang penyakit CVPD memperlihatkan kuncup yang berkembang lambat, pertumbuhannya mencuat ke atas dengan daun kecil dan belang kuning. Sementara itu, tanaman dewasanya tampak beberapa daun cabang berwarna kuning dan beberapa daun masih terlihat hijau segar. Gejala tersebut dikenal juga dengan greening sektoral. Daun-daun juga mengecil, menjadi lancip, dan berubah kuning pada tulang daunnya. Gejala ini mirip dengan gejala defisiensi unsur Zn. Perbedaannya, defisiensi Zn akan terlihat pada seluruh tanaman di lahan. Jika gejala hanya muncul pada beberapa tanaman, maka itu adalah penyakit CVPD.

CVPD juga dapat dilihat dari perkembangan buah tidak normal dan berukuran kecil, terutama di bagian cabang yang tidak terkena sinar matahari. Pangkal buah biasanya akan berwarna oranye dan buah tidak sehat. Buah-buah tersebut akan terasa masam, bijinya kempes, tidak berkembang, dan berwarna hitam. Pada serangan yang parah, dapat terjadi kematian ranting pohon sehingga masa produksi tanaman menjadi sebentar. Pada hasil panennya, jeruk menjadi benjol sehingga tidak layak untuk dijual.

Sementara itu, jika dilihat melalui mikroskop akan terlihat jaringan floem (jaringan tapis) yang menebal pada tanaman yang terserang. Pada jaringan-jaringan daun juga terlihat butir-butir halus yang berkumpul rapat. Butir-butir halus tersebut merupakan kumpulan dari zat pati.

Penyebab Penyakit

Penyakit CVPD disebabkan oleh bakteri berflagela Candidatus liberibacter spp.. Bakteri tersebut hidup dan hanya berkembang pada jaringan floem tanaman. Bakteri menyebabkan floem mengalami degenerasi sehingga menghambat penyerapan nutrisi. Sementara itu, vektor atau makhluk hidup pembawa penyakit ini berasal dari jenis kutu loncat. Hewan tersebut sejatinya juga merupakan hama bagi tanaman jeruk. Namun, peranannya sebagai pembawa penyakit CVPD lebih besar.

Hampir seluruh jenis tanaman jeruk merupakan inang yang baik untuk penyakit CVPD ini. Gejala penyakit dapat muncul secara tiba-tiba sehingga cukup sulit untuk dilakukan pengendalian. Selain menyerang jeruk, penyakit ini juga dapat menyerang tanaman dari anggota Rutaceae.

Pengendalian Penyakit

Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengendalikan penyakit ini adalah

  1. Pengadaan bibit jeruk bebas penyakit
  2. Penggunaan insektisida penghalau serangga penular CVPD
  3. Penggunaan antibiotik oksitetrasiklin untuk meningkatkan masa produktif tanaman
  4. Melakukan eradikasi dengan memusnahkan tanaman yang terserang penyakit CVPD
  5. Melakukan karantina daerah dengan pelarangan pengangkutan tanaman atau bibit jeruk dari wilayah endemik CVPD
  6. Pemberian pupuk yang berimbang antara unsur hara makro dan mikro
  7. Pemetaan daerah serangan CVPD untuk menekan penyebaran dan pengendalian penyakit Demikian penjelasan mengenai penyakit CVPD. Untuk panduan lebih lengkap mengenai bubidaya tanaman jeruk, Sobat Tania dapat mengunduh Aplikasi Dokter Tania
Ingin tingkatkan panen? Download aplikasi Dokter Tania sekarang
Lihat Referensi