article-image

Sumber Gambar: Skitterphoto from Pexels

Baca Juga

Jagung menjadi salah satu tanaman yang lazim dibudidayakan di Indonesia. Berbagai metode budidaya jagung telah berkembang untuk memenuhi kebutuhan pasar. Salah satu metode budidaya yang bisa diterapkan adalah TOT (Tanpa Olah Tanah). TOT merupakan cara penanaman tanpa melakukan persiapan lahan seperti pembalikan dan penggemburan. Metode ini hanya memerlukan lubang untuk membenamkan benih di tanah. Di negara maju penanaman secara TOT biasanya menggunakan alat planter. Namun, di Indonesia cukup menggunakan tugal untuk melubangi permukaan tanah yang akan ditanami. Tidak semua jenis tanah dapat dilakukan sistem budidaya TOT. Hanya lahan gembur yang dapat diterapkan metode ini. Jika tanah yang terlalu keras tidak dilakukan pengolahan terlebih dahulu, maka akan menghambat pertumbuhan tanaman. Metode TOT biasanya cocok diterapkan di lahan sawah, bekas tanaman padi setelah panen. Sawahnya sendiri bisa berupa sawah tadah hujan maupun sawah beririgasi teknis yang menerapkan rotasi tanaman.

Tahapan Penanaman

Persiapan Lahan

Tanah dibersihkan dari sampah dan diberi mulsa berupa potongan jerami. Kemudian dibuat saluran drainase berbentuk garis lurus dengan jarak antarruas sekitar 2 meter. Dilakukan juga pembersihan lahan dari gulma dan tanaman-tanaman pengganggu yang lain. Terakhir, tanah dapat diberi pupuk untuk menambahkan nutrisi. Pupuk yang diberikan adalah kompos atau pupuk kandang dengan dosis 1,5-2 ton per ha. Pengapuran dengan dosis 300-400 kg/ha juga dapat dilakukan jika tanah terlalu asam.

Penanaman

Penanaman sebaiknya menggunakan benih unggul dengan produktivitas tinggi dan tahan penyakit. Benih dipersiapkan terlebih dahulu dengan merendam di air selama semalam. Selanjutnya, dibuat lubang tanam dengan jarak 20x20 cm2 sedalam 3-5 cm. Tiap-tiap lubang tanam lalu diberi 2 butir benih dan ditutup dengan tanah tanpa dipadatkan. Tanaman kemudian dirawat dengan penyiraman teratur. Penyulaman dapat dilakukan setelah seminggu penanaman jika ada tanaman yang mati.

Pemberian Pupuk Tambahan

Pemupukan tambahan dilakukan sebanyak 2-3 kali dalam satu masa tanam. Pupuk yang digunakan adalah urea, SP-36, dan KCL dengan dosis masing-masing 350kg, 200kg, dan 100 kg per ha. Pemupukan dilakukan pada 10 dan 35 hari setelah tanam (hst). Jika pememupukan dilakukan 3 kali, maka dilakukan pada umur 7-10 hst, 28-30 hst, dan 40-45 hst.

Pengairan

Pengairan tanaman jagung diperlukan saat pase pertumbuhan awal, fase pertumbuhan vegetatif, vase pembungaan, fase pengisian biji, dan fase pematangan. Air diletakkan di parit saluran drainase yang telah dibuat. Biarkan air menggenang dan meresap perlahan ke tanah bedengan. Setelah tanah terlihat basah, keluarkan kembali air dari saluran drainase.

Panen dan Pasca Panen

Setelah 100 hst, tanaman jagung dapat dipanen. Ciri-ciri jagung siap panen adalah daun klobot sudah mengering dan berwarna kekuningan. Jagung yang sudah dipanen lalu dikeringkan dengan cara dijemur bersama kelobit atau dikupas.

Kelebihan Metode TOT

Penanaman jagung secara TOT memiliki kelebihan : Menyingkat waktu budidaya karena tidak perlu pengolahan tanah Hemat ongkos tenaga kerja Menghindari kerusakan tanah akibat pengolahan Mengurangi erosi lapisan hara

Kekurangan Metode TOT

Penaman jagung secara TOT memiliki kekurangan : Gulma dan hama yang tersisa karena tidak ada pengolahan lahan dapat mengganggu pertumbuhan jagung Demikian cara tanam jagung Tanpa Olah Tanah (TOT). Untuk panduan lebih lanjut tentang cara budidaya, Sobat Tania dapat mengunduh [Aplikasi Dokter Tania](https://play.google.com/store/apps/details?id=com.taleus.drtania.

Ingin tingkatkan panen? Download aplikasi Dokter Tania sekarang
Lihat Referensi