article-image

Sumber Gambar: Isaree K from Getty Images Pro

Baca Juga

Bertanam cabai memerlukan tips dan trik tersendiri untuk menghindari masalah yang sering timbul. Salah satu tantangan dalam budidaya cabai adalah rontoknya bunga. Kerontokan bunga sebenarnya merupakan respon alamiah tanaman untuk menghindari stress. Stress tersebut dapat disebabkan oleh kelebihan unsur nitrogen, serangan hama trips, kekurangan atau kelebihan air, dan penggunaan ZPT berlebihan.

Dalam memasuki masa pembungaan, kebutuhan nitrogen tanaman cabai sebenarnya menurun. Nitrogen ini lebih dibutuhkan ketika terjadi pertumbuhan serta pembentukan ranting dan cabang tanaman. Pada saat pembungaan, pemberian pupuk nitrogen yang terlalu banyak akan menyebabkan bunga menjadi rontok.

Hama trips sering kali ditemukan daun muda dan bunga. Ketika ditemukan hama tersebut, tanaman perlu diberikan kewaspadaan yang lebih tinggi. Hama tersebut akan mengisap cairan pada daun dan bunga cabai. Oleh sebab itulah bunga kemudian menjadi rontok.

Air menjadi kebutuhan pokok bagi tanaman. Namun, pemberiannya harus disesuaikan dengan kondisi lingkungan. Kekeringan atau kekurangan air saat terjadi pembentukan bunga akan menyebabkan kerontokan. Begitupun sebaliknya. Penyiraman yang terlalu sering juga akan membuat bunga berguguran. Debit air yang diberikan juga perlu mendapat perhatian. Jangan siram tanaman dengan debit air yang terlalu tinggi dari atas. Hal ini akan menggoyahkan tangkai bunga dan membuatnya jatuh ke tanah.

ZPT atau Zat Pengatur Tumbuh merupakan bahan-bahan yang dapat membantu tanaman dalam aktivitas tumbuh dan berkembang. Dosis ZPT harus tepat sesuai aturan dalam penerapannya. Dosis ZPT yang berlebihan dapat menyebabkan bunga mudah rontok.

Untuk menghindari hal-hal di atas, maka dalam bertanam cabai perlu memperhatikan beberapa tips berikut :

  1. Usahakan kondisi tanah penanaman selalu terjaga dalam keadaan lembab pada musim kemarau. Penyiraman secara rutin perlu dilakukan agar kebutuhan air cukup untuk tanaman cabai. Penanaman yang dilakukan di sekitar sumber air seperti sungai atau sumur menjadi langkah yang lebih baik. Hal tersebut akan mempermudah proses penyiraman saat kemarau tiba.

  2. Tanam cabai pada tanah lapang dan mendapatkan sinar matahari secara langsung. Namun, cabai juga perlu naungan dari pohon-pohon besar agar tidak terkena sinar matahari yang sangat intens. Maka dari itu, letakkan tanaman cabai di area yang cukup teduh atau memiliki beberapa pohon besar.

  3. Gunakan mulsa plastik berwarna perak untuk menanam cabai di musim hujan. Mulsa tersebut akan menjaga kondisi tanah agar tidak terlalu basah ketika hujan terus-menerus tiba. Pemberian mulsa juga berguna untuk mencegah penyebaran hama dan penyakit.

  4. Kurangi risiko serangan hama dan penyakit dengan tidak menanam cabai pada area bekas budidaya cabai atau kacang panjang. Pergiliran tanaman perlu dilakukan agar hama dan penyakit tidak bertahan di lahan. Sterilkan tanah terlebih dahulu dari bekas-bekas tanaman sebelum melakukan budidaya kembali.

  5. Berilah pupuk nitrogen (urea dan semacamnya) dengan dosis yang cukup. Nitrogen berlebih dapat menyebabkan bunga rontok dan memanggil hama serta penyakit.

  6. Gunakan kalsium sebagai pupuk dasar untuk menguatkan tangkai bunga. Pupuk ini diberikan dengan cara penyemprotan.

  7. Tambahkan pula unsur-unsur mikro dalam proses pemupukan. Nutrisi ini diberikan pada bagian daun dengan cara penyemprotan. Unsur mikro diperlukan dalam jumlah sedikit tetapi jika keberadaannya kurang terpenuhi maka akan menyebabkan bunga rontok.

  8. Semprotkan fungisida untuk menanggulangi penyakit antraknosa. Penyemprotan ini dilakukan sejak dini karena antraknosa sangat sulit ditanggulangi saat penyerangannya sudah terlalu hebat.

  9. Gunakan pestisida lain sesuai dengan dosis untuk mengatasi serangan hama seperti aphids, tungau, dan kutu.

Perhatikan tips-tips di atas untuk menghindari rontoknya bunga cabai yang dapat berakibat pada kegagalan panen. Untuk panduan lebih lengkap mengenai cara budidaya, sila unduh Aplikasi Dokter Tania.

Ingin tingkatkan panen? Download aplikasi Dokter Tania sekarang
Lihat Referensi