article-image

Sumber Gambar: Farmbiz Africa

Baca Juga

Hama menjadi pengganggu yang paling besar dalam kegiatan budidaya. Serangan hama yang terjadi pada lahan pertanian dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman terganggu hingga menurunkan hasil panen. Maka dari itu, perlu dilakukan pencegahan atau penanggulangan hama secara rutin. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan dalam mengatasi masalah hama ini. Cara yang paling umum dilakukan saat ini adalah dengan penyemprotan pestisida. Bahan aktif yang terkandung dalam pestisida memang dinilai efektif untuk memberantas hama. Namun, bahan-bahan tersebut juga bersifat merusak bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Selain itu, penggunaan pestisida juga dapat menimbulkan ketergantungan sehingga meningkatkan pula biaya produksi.

Metode penanggulangan hama secara fisik kemudian mulai dikembangkan untuk mengatasi masalah tersebut. Perangkap-perangkap fisik dapat diterapkan di lapangan untuk menjebak hama sehingga tidak mengganggu kegiatan budidaya. Salah satu perangkap fisik tersebut adalah light trap atau lampu perangkap.

Light trap atau lampu perangkap merupakan suatu instalasi alat untuk menarik serangga yang suka dengan cahaya saat malam hari tiba. Alat tersebut juga dapat berfungsi untuk mengetahui keberadaan dan jumlah populasi serangga di lahan pertanian. Penggunaan light trap dari awal penanaman akan memudahkan petani dalam mendeteksi keberadaan hama apa saja yang ada di lapangan. Hama-hama tersebut bisa berupa wereng, walang sangit, sundep, atau yang lainnya. Dengan mengetahui keberadaan hama sedini mungkin, maka pengendalian populasi dapat dilakukan dengan lebih efektif. Terdapat empat komponen dalam light trap, yaitu lampu, corong, kantong plastik, serta rangka beratap. Lampu dari setiap unit light trap minimal memiliki daya 100 watt. Lampu ini berfungsi untuk menarik serangga pada waktu malam hari. Corong menjadi jalan bagi serangga untuk memasuki kantong plastik. Di dalam kantong plastik inilah kemudian hama yang tertangkap ditampung. Sementara itu, rangka beratap berguna untuk melindungi lampu dan hasil tangkapan, terutama untuk menghindari hujan.

Perangkap ini diletakkan di dalam lahan sawah di pinggir pematang dengan ketinggian lampu sekitar 150-250 cm dari permukaan tanah. Letaknya dapat disesuaikan dengan kondisi tempat dan keberadaan sumber aliran listrik. Satu unit lampu perangkap dapat digunakan untuk memonitor lahan dengan luasan sekitar 300-500 ha. Di lain hal, untuk kegiatan pengendalian hanya dapat dilakukan pada lahan seluas 50 ha.

Lampu perangkap dinyalakan setiap hari mulai pukul 6 pagi sampai 6 sore. Serangga-serangga yang terperangkap kemudian diamati jenis dan jumlahnya. Dari hasil tangkapan ini dapat ditetapkan waktu penanaman. Sebagai rekomendasi, penanaman sebaiknya dilakukan 15 hari setelah puncak hasil tangkapan. Untuk pengendalian batang padi, penyemprotan insektisida perlu dilakukan 4 hari setelah dilakukan penangkapan hama. Saat lahan dalam kondisi sedang bera atau pengolahan tanah, lampu perangkap terus digunakan untuk memantau perkembangan populasi serangga hama, terutama wereng coklat dan penggerek batang. Serangga-serangga yang dapat tertangkap antara lain wereng coklat (dewasa macroptera), Ngengat penggerek batang padi, orong-orong (anjing tanah), kepinding tanah (Scotinophara coarctata ), Coccinella Sp, Paederus Sp, Ophionea Sp, dan lain-lain.

Demikian ulasan mengenai lampu perangkap yang dapat menjadi alternatif dalam pengendalian hama. Penggunaan alat ini relatif lebih murah dibandingkan dengan pestisida karena hanya perlu melakukan instalasi di awal. Selain itu, tentunya alat ini juga lebih aman untuk kesehatan manusia dan lingkungan. Sobat Tania juga dapat menggali informasi mengenai budidaya tanaman lainnya di Aplikasi Dokter Tania.

Ingin tingkatkan panen? Download aplikasi Dokter Tania sekarang
Lihat Referensi